Unik! Cara Menteri Digital Taiwan Mengatasi Hoax dan Buzzer, Bukan Dengan Bikin Tandingan, Tapi Cuma Begini!

- Sabtu, 17 Desember 2022 | 16:55 WIB
Menteri digital Taiwan, punya cara unik untuk menghadapi hoax dan buzzer di negaranya (pixabay.com/JohnIglar)
Menteri digital Taiwan, punya cara unik untuk menghadapi hoax dan buzzer di negaranya (pixabay.com/JohnIglar)

 

SUDAHBACA.COM - Nama asalnya Autrijus Tang sebelum berganti nama menjadi Audrey Tang. Transgender kelahiran tahun 1981, pada 1 Oktober nanti akan genap berumur 41 tahun.

Ketika ditunjuk sebagai Menteri Digital Taiwan pada Agustus 2016, Tang bukan hanya menjadi Menteri yang berumur sangat muda (35 Tahun) tapi juga disebut sebagai Menteri tanpa portofolio.

Karena Tang tidak memiliki background menduduki jabatan eksekutif atau politik sebelumnya.

Baca Juga: Inilah Kemiripan Tragedi Kanjuruhan Malang dengan Hillsbrough Inggris. Namun Ada Bedanya, Begini!

Tapi sebagai orang yang menduduki jabatan Menteri Digital Taiwan, jangan ragukan kemampuan dan visi Tang tentang pengembangan digital di negaranya.

Tang dikenal sebagai salah satu dari 10 orang pakar IT terkemuka di Taiwan. Bila Matematika adalah dasar untuk menguasai programming,

Tang belajar Matematika tingkat lanjut sebelum umur 6 tahun dan belajar programming sebelum umur 8 tahun.

Meski putus sekolah, karena sulit beradaptasi dengan lingkungan sekolah, Tang bukan berarti berhenti belajar.

Baca Juga: Indonesian Idol XXI 2022 Segera Tayang, Inilah Deretan Pemenang Season Sebelumnya, Simak Selengkapnya di Sini!

Pada umur 19 tahun, Tang mempunyai posisi penting di sebuah perusahaan software dan menjadi enterpreneur di Silicon Valley California.

Untuk memahami cara pandang Audrey Tang terhadap dunia IT dan aplikasinya bagi kehidupan masyarakat, cukup diperhatikan quote di bawah ini yang terpasang di akun Twitter Audrey Tang

"When we see 'internet of things', let's make it an Internet of being"

"When we see 'virtual reality', let's make it shared reality"

"When we see 'machine learning', let's make itu collaborative learning"

Halaman:

Editor: Yudi Rachman

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X